Ajibata View |
Ajibata bersama-sama dengan Parapat dan Tigaraja adalah salah satu tuan rumah penyelengaraan pesta danau toba. Uniknya, walupun Parapat dan Tigaraja berada di Kabupaten yang berbeda (Simalungun), sebagian fasilitas pelayanan umum masyarakat sepeti pos, PLN, Telkom dan PAM bersumber dari Parapat, sehingga bagi orang Ajibata mereka merasa bagian dari Parapat.
Mayoritas penduduk Ajibata beragama Kristen Protestan, mayoritas dari mereka tergabung dalam Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), Gereja Kristen Protestan Batak terbesar. Sebagian Katolik Roma dan sisanya Islam dan Dinamisme (sipele begu). Suku terbesar tentu saja Batak Toba, pendatang ada dari Batak Karo, Simalungun sebagian kecil lagi Jawa.
Mayoritas penduduknya hidup dari bertani, sebagian dari berdagang, pekerja hotel dan sektor pariwisata lainnya. Sepuluh tahun terakhir perkembangan Ajibata menjadi sebuah wilayah Kota baru cukup pesat. Contohnya semakin bertambahnya tempat - tempat usaha baru dan semakin banyaknya pendatang baik dari luar Sumatera Utara maupun dari dalam Sumatera Utara. Sementara generasi muda asli Ajibata sebagaimana masyarakat Batak pada umumnya sebagian besar merantau ke Jawa maupun wilayah lain di Indonesia.
Sebagian syuting Film Secangkir Kopi Pahit (garapan sutradara Teguh Karya) dan sinetron Pariban dari Bandung (sutradara Edward Pesta Sirait) dilakukan di Ajibata yang memiliki pantai yang indah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar